ivaa-online.org
PELAKU SENI

Arfial Arsyad Hakim

Arfial Arsad Hakim lahir di Medan, 11 Juli 1950. Saat Sekolah Dasar (Sekolah Rakyat pada saat itu) Arfial pindah sebanyak empat kali, dimulai di Ranau, Sumatera Selatan, kemudian pindah ke Lubuk Pakam, Sumatera Utara, dan kembali Ke Medan, dan pada akhirnya lulus tahun 1963. Lulus dari SMP N 3 Medan, Sumatera Utara, dan selanjutnya lulus dari SMA N 6 Medan, di tahun 1969. Bakat menggambar Arfial sudah terlihat semasa beliau kecil. Saat kelas 1 Sekolah Rakyat, Arfial pergi ke sebuah Pangkalan Udara Ranau dan melihat pesawat Catalina berjenis amphibi, dan esoknya Arfial menggambar pesawat tersebut. Memasuki jenjang sekolah menengah bakatnya semakin menonjol, Arfial dikenal sebagai seseorang yang pandai menggambar dan juga terkenal karena sering dimintai untuk mengisi buku nyanyian dengan gambar-gambar.

Salah satu inspirasi Arfial pada masa itu adalah lukisan-lukisan reproduksi yang berada pada kalender sang ayah yang memuat lukisan-lukisan “barat” seperti Rembrandt, Van Gogh, Renoir, dan lain lain. Arfial sering berkunjung ke Art Shop, pameran-pameran yang diselenggarakan ASRI 45, dan SIMPASRI. Dibimbing oleh Moch. Said dan M. Hasan Siregar, masa SMA menjadikan bakat Arfial semakin matang. Keseriusan melukis Arfial sangat didukung oleh Archianda yaitu kakak kandung Arfial. Arfial dikenalkan dengan guru menggambar Archianda yaitu Samsul Bachri lulusan ASRI Yogyakarta. Lulus SMA, Arfial ikut orang tuanya pergi ke Palembang, Sumatera Selatan. Berbagai hambatan membuat harapan Arfial kandas untuk pergi ke ITB, dan sementara waktu memutuskan untuk kuliah di Palembang. Hingga pada akhir 1971, Arfial berangkat ke Bandung untuk mencoba masuk ke Seni Rupa di ITB (1972-1971). Dibimbing oleh Achmad Sadali, Srihadi, Umi Dachlan, Rustam Arief dan A.D. Pirous. Arfial menyelesaikan studi strata 1-nya tahun 1978.

Tahun 1976, mulai berpameran (4 Pelukis Muda Bandung di Balai Budaya Jakarta, yang dibuka oleh Nashar). Dalam pameran ini, pertama kali lukisan yang dibuatnya terjual. Satu lukisan buatannya dibeli oleh pengunjung terakhir pameran karena tinggal beberapa belas menit lagi pameran ditutup, waktu itu malam, 10 Juli 1976. Satu lukisan yang dibeli oleh Sjahrial Djalil, merupakan hadiah ulang tahun baginya, sungguh merupakan kebahagiaan yang tak terlupakan. Sejak itu ia mulai sering berpameran. Pernah beberapa kali membuat rancangan seni monumen Martha Christina Tiahahu di Ambon yang menjadi pemenang ketiga sayembara merancang monumen, sedangkan pemenang pertamanya adalah pematung/pelukis Sunaryo. 

Sejak tahun 1981 ia menetap di Solo, Jawa Tengah, dan menjadi pengajar di Jurusan Seni Rupa Fakultas SASDAYA Universitas Sebelas Maret/UNS. Disela kesibukan sebagai pengajar dan rutinitas pegawai negeri, ia tetap giat melukis dan mengikuti berbagai pameran. Pernah menjadi ketua Program Studi Seni Lukis, Ketua Program Studi/Jurusan Seni Rupa Murni FSSR UNS. Mengikuti Program Magister Seni Rupa di FSRD ITB di Bandung sejak 1994, selesai 1998 dan mendapat gelar Magister Seni. Sejak 1998 kembali aktif di Solo. 

Seniman lukis yang telah mengabdi selama lebih dari 33 tahun ini, di tahun 2010, salah satu karya lukisannya dikoleksi oleh Galeri Nasional Indonesia dan terpilih sebagai Masterpieces koleksi Galeri Nasional Indonesia dalam buku yang diterbitkan tahun 2002. Sejak tahun 1974, lebih dari 100 kali berpemeran, tingkat lokal, nasional maupun internasional, antara lain, Brunei Darussalam, Canberra dan Melbourne (Australia). Tiga kali berpameran tunggal di Chase Manhattan Bank Jakarta (1988), di Galeri Bandung – Jawa Barat (1991) dan Taman Ismail Marzuki, Jakarta (2006). Sedangkan pameran bersama yang pernah ia ikuti diantaranya,  pameran bersama KMSR di Gedung Merdeka Bandung – Jawa Barat (1974), pameran 4 Pelukis Muda Bandung di Balai Budaya, Jakarta (1976), pameran 5 Pelukis Bandung di Balai Budaya Jakarta (1977), pameran Biennale Pelukis Muda Indonesia di TIM ,Jakarta (1979), Pameran Bersama Pelukis Jakarta di hotel Nikko, Jakarta (2005), Biennale Jakarta XII (2006). Terakhir, 6 – 20 Januari 2015, bersama Yarry Yaryatno, Soegeng Toekio M dan Kunara, ia berpameran di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki, Jakarta, bertajuk Pameran Senirupa Solo 4 Sekawan.